Wednesday, December 19, 2012

B.INDONESIA - RESENSI NOVEL


Dengarlah Suaraku dalam Rekaman Kaset

Judul                : Thirteen Reasons Why
Pengarang       : Jay Asher
Penerjemah    : Mery Riansyah
Penyunting      : Endah Sulwesi dan Lulu Fitri Rahman
Korektor          : Tisa Anggriani
Penerbit          : M-Pop (Kelompok Penerbit Matahati)
Halaman         : 287
Terbit              : Oktober 2011

            “Kau tak bisa menghentikan masa depan, tak bisa mundur ke masa lalu. Satu-satunya cara mengetahui rahasia itu adalah...terus dengarkan kaset ini.”
Setelah dua minggu kematian Hannah Baker, Clay Jensen menemukan paket seukuran kotak sepatu di pintu depan rumahnya. Tidak ada nama pengirimnya. Ketika Clay membuka paket itu, isinya tujuh buah kaset rekaman. Di masing sisi-sisinya tertulis nomer yang urut dari 1 sampai dengan 13. Kaset yang berkesan ketinggalan jaman itu tak urung membuat Clay penasaran, siapa yang di jaman modern ini masih merekam menggunakan kaset seperti itu?
Ketika ia mendengarkan kaset dengan sisi nomer 1, sontak Clay terkejut. Suara di kaset rekaman itu adalah suara Hannah, gadis yang diam-diam Clay suka selama ini.
”Kuharap kalian siap, sebab aku akan menceritakan kisah hidupku pada kalian. Lebih jelasnya, kenapa kehidupanku berakhir. Dan jika kalian sedang mendengarkan rekaman-rekaman ini, berarti kalian salah satu alasannya. ”, Hal.13
Clay termasuk salah satu orang di cerita dalam kaset itu? Benarkah ia termasuk ke dalam alasan kenapa Hannah bunuh diri? Clay merinding.

Di dalamnya ada banyak orang yang membuat hidup Hannah Baker menjadi berantakan. Kebanyakan adalah anak-anak yang bersekolah sama dengan Hannah, yang menyebarkan gosip tentang Hannah, yang membuat putus asa Hannah, yang merenggut kepercayaan diri Hannah. Dan yang lebih parah, kesemuanya menjadi efek bola salju yang menjadikan Hannah tertekan dan nekad mengakhiri hidupnya.

Di kaset itu, Hannah menceritakan semuanya. Ciuman pertamanya, teman dekat waktu awal kepindahannya, orang-orang yang menertawakannya diam-diam, teman sekaligus musuh baginya, dan cerita tentang Clay Jensen. Reputasi Hannah yang ”kotor” membuat Hannah mengasihani dirinya sendiri. Di dunia ini seakan tak ada yang mampu menyelamatkannya dari keputusan bunuh dirinya. Dan kaset itu akan jadi pengenang yang permanen bagi orang-orang yang telah melukai Hannah.

Pesan Hannah hanya dua bagi para penerima kaset itu. : ”mendengarkan dan mengedarkan.” Mengedarkan ke orang berikutnya yang ada dalam daftar. Jika kaset itu tidak diedarkan, siap-siap saja, kopi kaset itu akan disebarkan ke semua orang. Agar semua orang tahu bagaimana kisah hidup Hannah Baker yang sebenarnya. Agar mereka tahu, siapa saja yang turut berhubungan dengan bunuh diri Hannah.
            Sepanjang malam, Clay mendengarkan kaset itu. Clay mengikuti petunjuk yang diberikan Hannah dalam rekamannya dan menyusuri ke tempat-tempat tertentu dalam kota kecil itu. Dan apa yang dia temukan, mengubah hidupnya selamanya.
Novel ini dibuat sedikit berbeda dari novel-novel lain, Jay Asher mengemas cantik dengan adanya dua narasi yang berbeda waktu yaitu latar dimana Clay Jensen mendengarkan rekaman kaset yang dibuat Hannah dan dimana Hannah bercerita dan merekam suaranya dalam kaset. Bahasa yang mudah dipahami dan kejadian-kejadian yang tak terduga juga melengkapi keunggulan novel ini. Kisah yang diambil dari sisi orang yang memutuskan untuk bunuh diri karena tekanan dari lingkungan ini, sukses membuat pembaca terkesima. Sampai akhirnya mendapat banyak penghargaan, seperti New York Times Bestseller, Publishers Weekly Bestseller, Best Book For Young Adults (YALSA), Barners & Noble –Top 10 Best for Teens dan masih banyak lagi. Tapi dari adanya dua narasi tersebut, pembaca dapat kebingungan karena diperlukan pemahaman yang sedikit lebih dari membaca novel lain yang sejenis.
Novel ini adalah novel Jay Asher yang pertama dicetak, tetapi Jay Asher sudah menunjukkan kemahirannya dan novel ini dibuat menegangkan, merinding dan terlihat seperti penulis profesional.    

No comments:

Post a Comment