Dengarlah Suaraku dalam
Rekaman Kaset
Judul : Thirteen Reasons Why
Pengarang : Jay Asher
Penerjemah : Mery Riansyah
Penyunting : Endah Sulwesi dan Lulu Fitri Rahman
Korektor : Tisa Anggriani
Penerbit : M-Pop (Kelompok Penerbit Matahati)
Halaman : 287
Terbit : Oktober 2011
“Kau tak
bisa menghentikan masa depan, tak bisa mundur ke masa lalu. Satu-satunya cara
mengetahui rahasia itu adalah...terus dengarkan kaset ini.”
Setelah dua minggu kematian Hannah Baker, Clay Jensen menemukan paket
seukuran kotak sepatu di pintu depan rumahnya. Tidak ada nama pengirimnya.
Ketika Clay membuka paket itu, isinya tujuh buah kaset rekaman. Di masing
sisi-sisinya tertulis nomer yang urut dari 1 sampai dengan 13. Kaset yang
berkesan ketinggalan jaman itu tak urung membuat Clay penasaran, siapa yang di
jaman modern ini masih merekam menggunakan kaset seperti itu?
Ketika ia mendengarkan kaset dengan sisi nomer 1, sontak Clay terkejut.
Suara di kaset rekaman itu adalah suara Hannah, gadis yang diam-diam Clay suka
selama ini.
”Kuharap kalian siap, sebab
aku akan menceritakan kisah hidupku pada kalian. Lebih jelasnya, kenapa
kehidupanku berakhir. Dan jika kalian sedang mendengarkan rekaman-rekaman ini,
berarti kalian salah satu alasannya. ”, Hal.13
Clay termasuk salah satu orang
di cerita dalam kaset itu? Benarkah ia termasuk ke dalam alasan kenapa Hannah
bunuh diri? Clay merinding.
Di dalamnya ada banyak orang yang membuat hidup Hannah Baker menjadi
berantakan. Kebanyakan adalah anak-anak yang bersekolah sama dengan Hannah,
yang menyebarkan gosip tentang Hannah, yang membuat putus asa Hannah, yang
merenggut kepercayaan diri Hannah. Dan yang lebih parah, kesemuanya menjadi
efek bola salju yang menjadikan Hannah tertekan dan nekad mengakhiri hidupnya.
Di kaset itu, Hannah menceritakan semuanya. Ciuman pertamanya, teman dekat
waktu awal kepindahannya, orang-orang yang menertawakannya diam-diam, teman
sekaligus musuh baginya, dan cerita tentang Clay Jensen. Reputasi Hannah yang
”kotor” membuat Hannah mengasihani dirinya sendiri. Di dunia ini seakan tak ada
yang mampu menyelamatkannya dari keputusan bunuh dirinya. Dan kaset itu akan
jadi pengenang yang permanen bagi orang-orang yang telah melukai Hannah.
Pesan Hannah hanya dua bagi para penerima kaset itu. : ”mendengarkan dan mengedarkan.”
Mengedarkan ke orang berikutnya yang ada dalam daftar. Jika kaset itu tidak
diedarkan, siap-siap saja, kopi kaset itu akan disebarkan ke semua orang. Agar
semua orang tahu bagaimana kisah hidup Hannah Baker yang sebenarnya. Agar
mereka tahu, siapa saja yang turut berhubungan dengan bunuh diri Hannah.
Sepanjang
malam, Clay mendengarkan kaset itu. Clay mengikuti petunjuk yang diberikan
Hannah dalam rekamannya dan menyusuri ke tempat-tempat tertentu dalam kota
kecil itu. Dan apa yang dia temukan, mengubah hidupnya selamanya.
Novel ini dibuat sedikit berbeda dari novel-novel
lain, Jay Asher mengemas cantik dengan adanya dua narasi yang berbeda waktu
yaitu latar dimana Clay Jensen mendengarkan rekaman kaset yang dibuat Hannah
dan dimana Hannah bercerita dan merekam suaranya dalam kaset. Bahasa yang mudah
dipahami dan kejadian-kejadian yang tak terduga juga melengkapi keunggulan
novel ini. Kisah yang diambil dari sisi orang yang memutuskan untuk bunuh diri
karena tekanan dari lingkungan ini, sukses membuat pembaca terkesima. Sampai
akhirnya mendapat banyak penghargaan, seperti New York Times Bestseller, Publishers Weekly Bestseller, Best Book For
Young Adults (YALSA), Barners &
Noble –Top 10 Best for Teens dan masih banyak lagi. Tapi dari adanya dua
narasi tersebut, pembaca dapat kebingungan karena diperlukan pemahaman yang
sedikit lebih dari membaca novel lain yang sejenis.
Novel ini adalah novel Jay Asher yang pertama
dicetak, tetapi Jay Asher sudah menunjukkan kemahirannya dan novel ini dibuat
menegangkan, merinding dan terlihat seperti penulis profesional.
No comments:
Post a Comment