RINGKASAN
HIKAYAT
Batara Indra mengutuk
raja beserta istrinya jatuh miskin dan melarat di Kerajaan Antah Berantah. Setiap
hari si Miskin dan istrinya mencari makanan. Saat mengandung tiga bulan, istrinya mengidamkan bauah
mempelam raja dan si Miskin pun memberanikan diri untuk memintanya. Tak
disangka, raja sangat baik hati dan ramah. Setelah beberapa lama, istrinya melahirkan
seorang putra yang diberi nama
Marakermah.
Ketika
si Miskin menggali tanah untuk tiang berteduh, dia menemukan sebuah topi
mahkota dan dengan kehendak Yang Maha Kuasa terbentuklah sebuah kerajaan dan si
Miskin menjadi rajanya dengan nama Maharaja Indra Angkasa dan istrinya dengan
nama Ratna Dewi. Kerajaan itu diberi nama Puspa Sari.
Tidak
lama kemudian, lahirlah adik Marakermah bernama Nila Kesuma. Maharaja Indra
mencari ahli nujum untuk peruntungan anaknya. Semua ahli nujum terhasut oleh
raja Antah Berantah supaya mengatakan kedua anaknya akan membawa mala petaka
dan akan menghancurkan kerajaan Puspa Sari.
Oleh karena itu, Maharaja Indra hendak membunuh anaknya, karena
permohonan istrinya pergilah kedua anaknya mengembara tanpa tujuan.
Di
kaki bukit, dalam keadaan lapar mereka menangkap burung dan menuju ke pondok
petani meminta api untuk memasak. Kemudian mereka ditangkap karena dituduh
mencuri. Keduanya di lempar ke laut. Nila Kesuma akhirnya terdampar di pantai
dan ditemukan oleh Raja Mengindra Sari dan kemudian dipersuntingnya dengan
gelar Putri Mayang Mengurai.
Marakermah
dibawa arus dan terdampar di pangkalan nenek gergasi (raksasa tua). Kemudian
terkurung bersama Cahaya Khairani. Mereka ditangkap lalu dimasukkan ke kapal,
nahkodanya jatuh cinta kepada Cahaya Khairani sementara Marakermah dilemparkan
ke laut. Marakermah ditelan seekor ikan yang sangat besar dan ditemukan oleh
Nenek Kebayan dan tinggal bersamanya. Melalui rangkaian bunga, Cahaya Khairani
dan Nila Kesuma mengetahui Marakermah masih hidup. Mereka bertemu dan
Marakermah menikah dengan Cahaya Khairani. Dan dibentuklah kerajaan baru
bernama Mercu Indra.
UNSUR
INTRINSIK HIKAYAT
1. Tema
Kunci kesuksesan adalah kesabaran
dan perjuangan
2. Alur
Menggunakan alur
maju, karena penulis menceritakan peristiwa tersebut dari awal permasalahan
sampai akhir permasalahan
3. Latar
Latar Tempat : Negeri Antah
Berantah, hutan (kaki bukit), Negeri Puspa Sari, rumah Nenek Kebayan, Lautan,
Pangkalan Pulau Raksasa, Kapal, Negeri Palinggam Cahaya
Latar Suasana : Tegang, mencekam, menakutan, menyedihkan dan bahagia
4. Sudut
Pandang Pengarang
Sudut pandangan orang ketiga serba
tahu
5. Penokohan
a. Maharaja
Indra Angkasa (si Miskin)
Mudah
percaya pada orang lain; lebih mementingkan harta daripada anak
Bukti
: “Ahli nujum mengatakan bahwa
Marakermah dan Nila Kesuma akan mendatangkan mala petaka dan akan menghancurkan
kerajaan. Mendengar itu sangatlah murka
Maharaja Indra Angkasa. Marakermah dan adiknya hendak dibunuhnya.”
b. Ratna
Dewi (istri si Miskin)
Penyayang;
tidak tegaan
Bukti
: “Permaisuri Ratna Dewi menangis
tersedu-sedu, memelas dan memohon kepada suaminya supaya kedua putranya jangan
dibunuh. Ia tak tahan hati melihat kedua anaknya diperlakukan demikian..”
c. Maharaja
Indra Dewa
Iri
hati; pendendam; murah hati; penghasut
Bukti
: “Tiada disangka-sangka, raja sangat
bermurah hati dan memberikan mempelam yang diminta si Miskin.”
“Bertambah pula iri hati Maharaja
Entah Berantah.”
“Kesempatan ini dipergunakan
Maharaja Indra Dewa. Semua ahli nujum dikumpulkannya dan dihasutnya.”
d. Marakermah
Baik
budi; mudah memaafkan
Bukti
: “Marakermah bersama Cahaya Khairani
kemudian pergi ke tempat ayah-bundanya yang telah jatuh miskin di Puspa Sari.”
“Lebih-lebih Nenek Kebayan yang
mendapatkan seorang putra yang baik budi.”
e. Nila
Kesuma
Berkemauan
keras; Penyayang
Bukti
: “Nila Kesuma bersama suaminya,
berkemauan keras untuk segera mencari kakaknya.”
f. Putri
Cahaya Khairani
Suka
menolong
Bukti
: “Cahaya Chairani berjalan –jalan di tepi pantai, dijumpainya Marakarmah dalam
keadaan terikat tubuhnya. Dilepaskan tali-tali dan diajaknya pulang.”
g. Nenek
Kebayan
Suka
menolong
Bukti
: “..terbang di atas pondok Nenek
Kebayan dan memberitahukan supaya perut ikan nun yang terdampar di pantai itu
ditoreh (dibuka) hati-hati”.
“Marakermah tinggal di rumah Nenek
Kebayan”.
h. Nahkoda
Kapal
Jahat
Bukti
: “Cahaya Khairani dipaksa masuk ke
kamar nakhoda”
6. Amanat
·
Seorang
pemimpin yang baik adalah seorang yang adil dan pemurah.
·
Janganlah
mudah terpengaruh dengan kata-kata orang lain.
·
Hadapilah
semua rintangan dan cobaan dalam hidup dengan sabar dan rendah hati.
·
Jangan
memandang seseorang dari tampak luarnya saja, tapi lihatlah ke dalam hatinya.
·
Hendaknya
kita dapat menolong sesama yang mengalami kesukaran.
·
Janganlah
kita mudah menyerah dalam menghadapi suatu hal.
·
Hidup dan
kematian, bahagia dan kesedihan, semua berada di tangan Tuhan,
manusia hanya dapat menjalani takdir yang telah ditentukan.
UNSUR EKSTRINSIK
HIKAYAT
1. Nilai Moral
Kita harus bersikap bijaksana dalam menghadapi
segala hal di dalam hidup kita.
Jangan kita terlalu memaksakan kehendak kita pada
orang lain.
2. Nilai Budaya
Sebagai seorang anak kita harus menghormati
orangtua.
Hendaknya seorang anak dapat berbakti pada orang
tua.
3. Nilai Sosial
Kita harus saling tolong-menolong terhadap sesama
dan pada orang yang membutuhkan tanpa rasa pamrih.
Hendaknya kita mau berbagi untuk meringankan beban
orang lain.
4. Nilai Religius
Jangan mempercayai ramalan yang belum tentu
kebenarannya.
Percayalah pada Tuhan bahwa Dialah yang menentukan
nasib manusia.
5. Nilai Pendidikan
Kita harus saling tolong-menolong terhadap sesama
dan pada orang yang membutuhkan tanpa rasa pamrih.
Jangan mempercayai ramalan yang belum tentu
kebenarannya.
No comments:
Post a Comment