Wednesday, December 19, 2012

PKN - MASYARAKAT MADANI


ISI BAHASAN
I.                   Definisi
Masyarakat madani adalah masyarakat dimana anggotanya terdiri atas berbagai kelompok berbeda etnis, agama, dan budaya yang dapat hidup dan bekerja sama secara damai serta masyarakat yang setiap anggotanya menghormati, tunduk pada hukum, dan menganggap kedudukan mereka semua sama di mata hukum.

II.                Ciri-ciri (menurut Prof. Dr. A. S. Hikam)
1.      Kesukarelaan
Pribadi yang bebas yang secara sukarela membentuk kehidupan dan komitmen bersama untuk mewujudkan cita-cita bersama

2.      Keswasembadaan
Tidak tergantung pada kehidupan orang lain, negara, lembaga-lembaga, atau organisasi. Mempunyai harga diri yang tinggi yang percaya pada kemampuan sendiri dan bertanggung jawab.

3.      Kemandirian yang tinggi terhadap negara
Tidak tergantung pada perintah orang lain (termasuk negars). Bagi mereka, negara adalah kesepakatan bersama, sehingga tanggung jawab yang lahir adalah juga tuntuan dan tanggung jawab anggota.

4.      Keterkaitan pada nilai-nilai hukum yang telah disepakati bersama
Suatu masyarakat yang  berdasarkan hukum dan bukan negara kekuasaan.

III.             Faktor Pendorong
1.      Kebhinekaan masyarakat
2.      Kehidupan yang demokratis
3.      Hukum yang dijunjung tinggi
4.      Hak-hak warga negara yang diakui dan dilindungi
5.      Masyarakat yang mempunyai etika dan moral tinggi

IV.             Faktor Penghambat
a.       Kualitas SDM yang belum memadai karena pendidikan yang tidak merata.
b.      Masih rendahnya pendidikan politik masyarakat.
c.       Kondisi ekonomi nasional yang belum stabil.
d.      Tingginya angkatan kerja yang belum terserap karena lapangan kerja yang terbatas.
e.       PHK sepihak dalam jumlah besar.
f.       Kondisi sosial politik yang belum pulih paska reformasi
g.      Adanya penguasa politik yang cenderung mendominasi/menguasai masyarakat agar patuh dan taat pada penguasa.
h.      Masyarakat diasumsikan sebagai orang yang tidak memiliki kemampuan yang baik dibandingkan dengan penguasa (pemerintah)
i.        Adanya usaha untuk membatasi ruang gerak dari masyarakat dalam kehidupan politik.

V.                Karakteristik
Karakteristik masyarakat madani adalah sebagai berikut :
1.      Free public sphere (ruang publik yang bebas), yaitu masyarakat memiliki akses penuh terhadap setiap kegiatan publik, mereka berhak melakukan kegiatan secara merdeka dalam menyampaikan pendapat, berserikat, berkumpul, serta mempublikasikan informasikan kepada publik.
2.      Demokratisasi, yaitu proses untuk menerapkan prinsip-prinsip demokrasi sehingga muwujudkan masyarakat yang demokratis. Untuk menumbuhkan demokratisasi dibutuhkan kesiapan anggota masyarakat berupa kesadaran pribadi, kesetaraan, dan kemandirian serta kemampuan untuk berperilaku demokratis kepada orang lain dan menerima perlakuan demokratis dari orang lain.
3.      Toleransi, yaitu  kesediaan individu untuk menerima pandangan-pandangan politik dan sikap sosial yang berbeda dalam masyarakat, sikap saling menghargai dan menghormati pendapat serta aktivitas yang dilakukan oleh orang/kelompok lain.
4.      Pluralisme, yaitu sikap mengakui dan menerima kenyataan mayarakat yang majemuk disertai dengan sikap tulus, bahwa kemajemukan sebagai nilai positif dan merupakan rahmat dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
5.      Keadilan sosial (social justice), yaitu keseimbangan dan pembagian yang proporsiaonal antara hak dan kewajiban, serta tanggung jawab individu terhadap lingkungannya.
6.      Partisipasi sosial, yaitu partisipasi masyarakat yang benar-benar bersih dari rekayasa, intimidasi, ataupun intervensi penguasa/pihak lain, sehingga masyarakat memiliki kedewasaan dan kemandirian berpolitik yang bertanggungjawab.
7.      Supremasi hukum, yaitu upaya untuk memberikan jaminan terciptanya keadilan. Keadilan harus diposisikan secara netral, artinya setiap orang memiliki kedudukan dan perlakuan hukum yang sama tanpa kecuali.

B.INDONESIA - RESENSI NOVEL


Dengarlah Suaraku dalam Rekaman Kaset

Judul                : Thirteen Reasons Why
Pengarang       : Jay Asher
Penerjemah    : Mery Riansyah
Penyunting      : Endah Sulwesi dan Lulu Fitri Rahman
Korektor          : Tisa Anggriani
Penerbit          : M-Pop (Kelompok Penerbit Matahati)
Halaman         : 287
Terbit              : Oktober 2011

            “Kau tak bisa menghentikan masa depan, tak bisa mundur ke masa lalu. Satu-satunya cara mengetahui rahasia itu adalah...terus dengarkan kaset ini.”
Setelah dua minggu kematian Hannah Baker, Clay Jensen menemukan paket seukuran kotak sepatu di pintu depan rumahnya. Tidak ada nama pengirimnya. Ketika Clay membuka paket itu, isinya tujuh buah kaset rekaman. Di masing sisi-sisinya tertulis nomer yang urut dari 1 sampai dengan 13. Kaset yang berkesan ketinggalan jaman itu tak urung membuat Clay penasaran, siapa yang di jaman modern ini masih merekam menggunakan kaset seperti itu?
Ketika ia mendengarkan kaset dengan sisi nomer 1, sontak Clay terkejut. Suara di kaset rekaman itu adalah suara Hannah, gadis yang diam-diam Clay suka selama ini.
”Kuharap kalian siap, sebab aku akan menceritakan kisah hidupku pada kalian. Lebih jelasnya, kenapa kehidupanku berakhir. Dan jika kalian sedang mendengarkan rekaman-rekaman ini, berarti kalian salah satu alasannya. ”, Hal.13
Clay termasuk salah satu orang di cerita dalam kaset itu? Benarkah ia termasuk ke dalam alasan kenapa Hannah bunuh diri? Clay merinding.

Di dalamnya ada banyak orang yang membuat hidup Hannah Baker menjadi berantakan. Kebanyakan adalah anak-anak yang bersekolah sama dengan Hannah, yang menyebarkan gosip tentang Hannah, yang membuat putus asa Hannah, yang merenggut kepercayaan diri Hannah. Dan yang lebih parah, kesemuanya menjadi efek bola salju yang menjadikan Hannah tertekan dan nekad mengakhiri hidupnya.

Di kaset itu, Hannah menceritakan semuanya. Ciuman pertamanya, teman dekat waktu awal kepindahannya, orang-orang yang menertawakannya diam-diam, teman sekaligus musuh baginya, dan cerita tentang Clay Jensen. Reputasi Hannah yang ”kotor” membuat Hannah mengasihani dirinya sendiri. Di dunia ini seakan tak ada yang mampu menyelamatkannya dari keputusan bunuh dirinya. Dan kaset itu akan jadi pengenang yang permanen bagi orang-orang yang telah melukai Hannah.

Pesan Hannah hanya dua bagi para penerima kaset itu. : ”mendengarkan dan mengedarkan.” Mengedarkan ke orang berikutnya yang ada dalam daftar. Jika kaset itu tidak diedarkan, siap-siap saja, kopi kaset itu akan disebarkan ke semua orang. Agar semua orang tahu bagaimana kisah hidup Hannah Baker yang sebenarnya. Agar mereka tahu, siapa saja yang turut berhubungan dengan bunuh diri Hannah.
            Sepanjang malam, Clay mendengarkan kaset itu. Clay mengikuti petunjuk yang diberikan Hannah dalam rekamannya dan menyusuri ke tempat-tempat tertentu dalam kota kecil itu. Dan apa yang dia temukan, mengubah hidupnya selamanya.
Novel ini dibuat sedikit berbeda dari novel-novel lain, Jay Asher mengemas cantik dengan adanya dua narasi yang berbeda waktu yaitu latar dimana Clay Jensen mendengarkan rekaman kaset yang dibuat Hannah dan dimana Hannah bercerita dan merekam suaranya dalam kaset. Bahasa yang mudah dipahami dan kejadian-kejadian yang tak terduga juga melengkapi keunggulan novel ini. Kisah yang diambil dari sisi orang yang memutuskan untuk bunuh diri karena tekanan dari lingkungan ini, sukses membuat pembaca terkesima. Sampai akhirnya mendapat banyak penghargaan, seperti New York Times Bestseller, Publishers Weekly Bestseller, Best Book For Young Adults (YALSA), Barners & Noble –Top 10 Best for Teens dan masih banyak lagi. Tapi dari adanya dua narasi tersebut, pembaca dapat kebingungan karena diperlukan pemahaman yang sedikit lebih dari membaca novel lain yang sejenis.
Novel ini adalah novel Jay Asher yang pertama dicetak, tetapi Jay Asher sudah menunjukkan kemahirannya dan novel ini dibuat menegangkan, merinding dan terlihat seperti penulis profesional.    

PLH - PRINSIP DASAR


Prinsip yang harus dipegang dalam membiasakan perilaku yang sesuai karakteristik biogeografi dan sosioantropologi sebagai berikut.
a.      Pengelolaan sumber daya alam tidak dibatasi oleh batas wilayah administratif dan batas etnis (kesukuan).
Semua wilayah mempunyai potensi masing-masing yang bisa bermanfaat sesuai kebutuhannya. Sehingga tidak ada batasan antar wilayah, semua wilayah yang berpotensi baik itu di pelosok ataupun di daerah pusat dianggap sama.

b.      Pengelolaan dilakukan dengan manajemen berkelanjutan (sustainable management) yang bercorak kolaboratif, partisipatif dan koordinatif.
Dalam pengelolaan sumber daya alam dan kebudayaan yang ada dalam suatu wilayah sudah sebaiknya dirawat dengan baik dan berkelanjutan karena pemeliharaan yang hanya dalam kurun waktu tertentu tidak akan mendapatkan hasil yang maksimal dan kebudayaan bisa saja memudar seiring berkembangnya zaman dan bisa jadi punah.

c.       Dapat dikelola (managenable).
Prinsip ini sangat diperlukan karena tidak semua sumber daya alam dapat dikelola dengan baik, ada juga yang bisa langsung dipergunakan tanpa adanya pengelolaan. Dan kebudayaan yang dapat dikelola dan dilestarikan dengan baik akan senantiasa berkembang dan selaras dengan perkembangan zaman.

d.      Mengacu pada realitas sekarang.
Dalam pengelolaan sumber daya alam, hasil sumber daya alam diambil atau dipergunakan sesuai kebutuhan yang dibutuhkan di masa sekarang. Perlu dipilih mana yang akan bermanfaat dan mana yang tidak, karena sumber daya alam tidak boleh diambil terus menerus tanpa adanya timbal balik.

e.      Keterwakilan dan repetisi.
Dalam pengelolaan sumber daya alam dan budaya tidak mungkin seluruh masyarakat ikut serta dalam mengelolanya, maka dari itu perlu adanya keterwakilan yang diduduki oleh orang-orang terpilih  di wilayah tersebut dan sudah seharusnya ini dilakukan secara rutin atau mengulang terus menerus dan bisa juga dengan pergantian perwakilan.

f.        Aktivitas konservasi tidak hanya sebatas dalam kawasan konservasi, tetapi mencakup kawasan di luar konservasi.
Konservasi atau pemeliharaan yang menyangkut tentang kelestarian alam memang seharusnya diratakan tidak  hanya di kawasan yang membutuhkan konservasi yang baik karena seluruh wilayah mempunyai sesuatu yang harus dilestarikan.


g.      Holistik dan lokal spesifik. Kekayaan budaya kita tidak akan punah dan dapat dinikmati oleh generasi selanjutnya.
Dalam pengelolaan budaya dan sumber daya alam, perlu adanya prinsip yang tertanam dalam diri bahwa kita sebagai generasi yang hidup sekarang sudah sewajibnya melestarikan dengan baik tanpa mengambil hasil alam berlebihan dan tanpa melupakan budaya sendiri agar dapat dirasakan, dinikmati, dilihat dan dimanfaatkan oleh generasi berikutnya.

AGAMA ISLAM - NIFSU SYA'BAN


Hadratu Syeikh almarhum almaghfurlah; K.H Ahmad Mujahid al-Mursyid; Jeru Tumpang Malang, dalam bukunya al-Adzkar wal Ad’iyah, menyarankan kepada murid-muridnya setiap tanggal 15 bulan Sya’ban (tahun ini malam nisfu sya’ban jatuh pada Rabu malam Kamis, 4 Juli 2012 – kalender nasional) untuk :
A. shalat tsubutul iman 4 raka’at  2 salam
- waktu : bakda maghrib
- niat :
ushalli sunnatallitsubutil iman rok’ataini lillahi ta’ala
“aku berniat shalat untuk tetap iman 2 raka’at lillahi ta’ala”
- setiap raka’at setelah Al-fatehah membaca :
o    surat al-qodar  1x
o    surat al-ikhlas  3x
o    surat al-falaq   1x
o    surat an-Nas    1x
- setelah salam pada shalat yang kedua membaca :
1.    shalawat 10x (bebas shalawat apapun, panjang atau pendek)
2.    doa  Allahumma inni istawda’tuka dini fahfazhu ‘alayya fi hali hayati wa ba’da mamati hatta alqaka mukminan ya robbal ‘alamina min su”il khatimah
“Ya Allah sesunguhnya aku menitipkan agamaku kepadaMu maka jagalah ia untukku ketika aku  hidup dan setelah matiku sehingga aku bertemu denganMu dalam keadaan beriman, Ya Robbal”alamin, dari akhir yang buruk.”
3. membaca surat Yasin
4. memanjatkan permohonan :
o    diluaskan rezeki dan berkah,
o    memohon ketetapan iman,
o    mohon bisa istiqomah dan
o    husnul khatimah (pungkasan yang baik).
5. membaca :
Do’a Nisfu Sya’ban :
Allaahumma yaa dzalmanni walaa yumannu ‘alaika yaa dzaljalaali walikroomi ya dzatthouli walin’aami laailaahaillaa anta zohrollaajiina wajaarol mustjiiriina wamaanal khoo”ifiina allaahumma ingkatabtanii ‘indaka fii umilkitaabi syaqiyyan aw mahruuman aw mathruudan aw muqtarron ‘alayya firrizqi famhu allaahumma bifadhlika fi ummilkitaabi syaqoowati wahirmaani wathordi waqtitaari rizqi wa atsbitni ‘indaka fi ummilkitaabi sa’iidan marzuuqon muwaffaqon fil khoirooti fainnaka qulta waqoulukal haqqu fi kitaabikal munzali ‘alaa nabiyyikal mursali yamhulloohu maa yasyaa”u wayustbitu wa’indahu ummulkitaabi. Ilaahi bittajallil a’zhomi fi lailatinnishfi min syahri sya’baanal mukarromillati yufroqu fiiha kullu amrin hakiimin wayubromu isrif  ‘anni minal balaa”i maa a’lamu wamaa laa a’lamu wa anta ‘allaamul ghuyuub birohmatika yaa arhamaarroohimiin. Washollaalloohu ‘alaa sayidina muhammadin wa’alaa aalihi wasohbihi wasallim. amin
- setelah itu kemudian shalat isya dilanjutkan dengan shalat tasbih
catatan : jika berjama’ah, imam yang memimpin doa hendaknya mengganti dhomir mufrod  ke dhomir jamak.

B.INDONESIA - FRASA


Frasa adalah  satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas unsur klausa. Dari pengertian tersebut dapat diktakan bahwa frasa mempunyai dua sifat, yaitu: 1) Frasa merupakan satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih; 2) Frasa merupakan satuan yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa, maksudnya frasa itu selalu terdapat dalam satu fungsi unsur klausa, yaitu S, P, O, PEL, atau KET.
3.1.1 Kategorisasi Frasa
            Berdasarkan distribusinya ada dua macam frasa, yaitu:
1)     Frasa Endosentrik ialah frasa yang mempunyai distribusi yang sama dengan unsurnya.
2) Frasa Eksosentrik adalah frasa yang tidak mempunyai distribusi yang sama dengan semua unsurnya.
Berdasarkan kategorisasi kata ada lima macam frasa, yaitu:
1) Frasa Nominal adalah frasa yang memiliki distribusi yang sama dengan kata nominal.
2)      Frasa Verbal ialah frasa yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata verbal.
3)      Frasa Bilangan ialah prasa yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata bilangan.
4)      Frasa Keterangan ialah frasa yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata keterangan.
5)      Frasa Depan ialah frasa yang terdiri atas dari kata depan sebagai penanda diikuti oleh kata atau frasa sebagai aksisnya.
a.  Frasa Endosentrik
               Fasa endosentrik dapat dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu:
1) Golongan Endosentrik  yang Koordinatif
          Frasa ini terdiri atas unsur-unsur yang setara/mempunyai fungsi yang sama dengan semua unsur langsungnya. Kesetaraan itu dapat dibuktikan oleh kemungkinan unsur-unsur itu dihubungan dengan kata penghubung dan atau atau. Dengan demikian, dapatlah kita simpulkan bahwa frasa endosentrik yang koordinatif itu ialah frasa yang unsur-unsurnya pembentuknya dapat dihubungkn oleh kata dan atau atau, misalnya: ayah ibu. dua tiga (hari), belajar bekerja.
2)    Frasa Endosentrik yang Atributif
              Berbeda dengan frasa endosentrik yang koordinatif frasa golongan ini terdiri atas unsur-unsur yang tidak setara. Karena itu unsur-unsurnya tidak mungkin dihubungkan dengan kata penghubung dan atau atau, misalnya: sekolah inpres, baju baru, jendela rumah, sedang bernyanyi.Kata-kata yang bercetak miring dalam frase diatas yaitu sekolah, baju, dan jendela, merupakan unsur pusat (UP). Unsur pusat ialah unsur yang secara distribusi sama dengan seluruh frasa dan secara semantik merupakan unsur yang terpenting. Sedangkan unsur lainnya seperti inpres, baju, rumah, dan sedang merupakan atributif (Atr.)
3)    Frasa Endosentrik Apositif
              Frasa endosntrik apositif secara semantik unsur yang satu sama dengan unsur lainnya. Misalnya: Yogya, kota pelajar, ramai dikunjungi wisatawan manca negara. Unsur utama frasa tersebut ialah Yogya. Unsur keduanya ialah kota pelajar. Dalam kalimat tersebut unsur kedua memiliki unsur yang sama dengan unsur yang pertama. Karena sama, maka unsur kota pelajar dapat menggantikan unsur Yogya. Hal ini dapat dilihat dalam kalimat  berikut:
a)  Yogya, kota pelajar,  ramai dikunjungi wisatawan mancanegara.
Unsur Yogya yang merupakan unsur pusat (UP), sedangkan unsur kota pelajar merupakan aposisi (AP).  Conto lain misalnya:
b)     Indonesia, tanah airku
c)      Asep, teman karibku
d)     SBY, Presidenku
b.     Frasa Eksosentrik
              Frasa eksosentrik ialah frasa yang tidak mempunyai distribusi yang sama dengan semua unsurnya.
              Frasa di Bandung, ke Jakarta, dan si miskin, merupakan contoh frasa eksosentrik. Sebab, frasa di Bandung, ke Jakarta, maupun si miskin, tidak dapat berdistribusi sama dengan semua atau salah satu unsur pembentuknya. Ketidaksamaannya dapat dilihat dari jajaran di bawah ini:
  1. Arif bertempat tinggal di –
  2. Arif bertempat tinggal – Bandung
  3. Minggu yang lalu kami pergi ke -
  4. Minggu yang lalu kami pergi – Jakarta
  5. Pada hari raya Idul Fitri si- pun ikut bergenbira
  6. Pada hari raya Idul Fitri – miskin pun ikut bergembira
c. Frasa Berdasarkan Katagori Kata
            Berdasarkan kategorisasi kata ada lima macam frasa, yaitu: 1) frasa nominal, 2) frasa verbal, 3) frasa bilangan, 4)  frasa keterangan, dan 5) frasa depan.
1) Frasa Nominal (Frasa Benda)
          Frasa nominal ialah frasa yang memiliki distribusi yang sama dengan kata nominal. Persamaan distribusi itu dapat diketahui dengan jelas dari jajaran:
Ia membeli baju baru
Ia membeli baju
            Frasa baju baru dalam klausa di atas mempunyai distribusi yang sama dengan kata baju. Katabaju termauk golongan kata nomial, karna itu, frasa baju baru termasuk golongan frasa nominal. Contoh-contoh lain, misalnya: mahasiswa lama, gedung sekolah, dosen yang bijaksana,  kapal terbang itu, jalan raya ini, yang akan pergi.
2)  Frasa Verbal
           Frasa verbal atau frasa golongan V ialah frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata verbal. Persamaan distribusi itu dapat diketahui dengan jelas dari adanya jajaran:
Dua orang mahasiswa       sedang membaca  buku baru di perpustakaan.
Dua orang mahasiswa – membaca buku baru di perpustakaan.
          Frasa sedang membaca dalam klausa di atas mempunyai distribusi yang sama dengan katamembaca. Kata membaca termasuk golongan V, karena itu frasa sedang membaca juga termasuk golongan V.
           Frasa akan pergi terdiri atas unsur akan dan pergi. Kata akan termasuk golongan kata tambah (T), sedangkan kata pergi termasuk golongan V. Jadi secara katagorial frase tersebut terdiri atas T sebagai Art diikuti V sebagai UP. 

3) Frasa Bilangan
          Frasa bilangan ialah frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata bilanagn. Misalnya frase dua buah dalam dua buah rumah. Frase ini mempunyai distribusi yang sama dengan kata dua. Persamaan distribusi itu dapat diketahui dengan jelas dari jajaran:
Dua buah rumah
Dua – rumah

4) Frasa Keterangan
           Frasa keterangan ialah frasa yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata katerangan. Misalnya frasa tadi malam yang mempunyai persamaan distribusi dengan kata tadi. Persamaan distribusi itu dapat diketahui dari jajaran:
Tadi malam Ahmad menghadiri pertemuan keluarga.
Tadi – Ahmad menghadiri pertemuan keluarga.

5) Frase Depan
                Frasa depan ialah frasa yang terdiri atas kata depan sebagi penanda, diikuti oleh kata atau frasa sebagai aksisnya. Farsa di sebuah rumah terdiri atas kata depan di sebagai penanda, diikuti frasa sebuah rumah sebagai aksisnya. Kata depan menandai berbagai makna. Dalam frasa di sebuah rumah kata depan di menandai hubungan makna ‘keberadaan’ di suatu tempat.

B.INDONESIA - HIKAYAT SI MISKIN


RINGKASAN HIKAYAT
            Batara Indra mengutuk raja beserta istrinya jatuh miskin dan  melarat di Kerajaan Antah Berantah. Setiap hari si Miskin dan istrinya mencari makanan. Saat mengandung  tiga bulan, istrinya mengidamkan bauah mempelam raja dan si Miskin pun memberanikan diri untuk memintanya. Tak disangka, raja sangat baik hati dan ramah. Setelah beberapa lama, istrinya melahirkan seorang putra yang diberi nama  Marakermah.
            Ketika si Miskin menggali tanah untuk tiang berteduh, dia menemukan sebuah topi mahkota dan dengan kehendak Yang Maha Kuasa terbentuklah sebuah kerajaan dan si Miskin menjadi rajanya dengan nama Maharaja Indra Angkasa dan istrinya dengan nama Ratna Dewi. Kerajaan itu diberi nama Puspa Sari.
            Tidak lama kemudian, lahirlah adik Marakermah bernama Nila Kesuma. Maharaja Indra mencari ahli nujum untuk peruntungan anaknya. Semua ahli nujum terhasut oleh raja Antah Berantah supaya mengatakan kedua anaknya akan membawa mala petaka dan akan menghancurkan kerajaan Puspa Sari.  Oleh karena itu, Maharaja Indra hendak membunuh anaknya, karena permohonan istrinya pergilah kedua anaknya mengembara tanpa tujuan.
            Di kaki bukit, dalam keadaan lapar mereka menangkap burung dan menuju ke pondok petani meminta api untuk memasak. Kemudian mereka ditangkap karena dituduh mencuri. Keduanya di lempar ke laut. Nila Kesuma akhirnya terdampar di pantai dan ditemukan oleh Raja Mengindra Sari dan kemudian dipersuntingnya dengan gelar Putri Mayang Mengurai.
            Marakermah dibawa arus dan terdampar di pangkalan nenek gergasi (raksasa tua). Kemudian terkurung bersama Cahaya Khairani. Mereka ditangkap lalu dimasukkan ke kapal, nahkodanya jatuh cinta kepada Cahaya Khairani sementara Marakermah dilemparkan ke laut. Marakermah ditelan seekor ikan yang sangat besar dan ditemukan oleh Nenek Kebayan dan tinggal bersamanya. Melalui rangkaian bunga, Cahaya Khairani dan Nila Kesuma mengetahui Marakermah masih hidup. Mereka bertemu dan Marakermah menikah dengan Cahaya Khairani. Dan dibentuklah kerajaan baru bernama Mercu Indra.







UNSUR INTRINSIK HIKAYAT
1.      Tema
Kunci kesuksesan adalah kesabaran dan perjuangan
2.      Alur
Menggunakan alur maju, karena penulis menceritakan peristiwa tersebut dari awal permasalahan sampai akhir permasalahan
3.      Latar
Latar Tempat : Negeri Antah Berantah, hutan (kaki bukit), Negeri Puspa Sari, rumah Nenek Kebayan, Lautan, Pangkalan Pulau Raksasa, Kapal, Negeri Palinggam Cahaya
Latar Suasana : Tegang, mencekam, menakutan, menyedihkan dan bahagia
4.      Sudut Pandang Pengarang
Sudut pandangan orang ketiga serba tahu
5.      Penokohan
a.       Maharaja Indra Angkasa (si Miskin)
Mudah percaya pada orang lain; lebih mementingkan harta daripada anak

Bukti : “Ahli nujum mengatakan bahwa Marakermah dan Nila Kesuma akan mendatangkan mala petaka dan akan menghancurkan kerajaan. Mendengar  itu sangatlah murka Maharaja Indra Angkasa. Marakermah dan adiknya hendak dibunuhnya.”
b.      Ratna Dewi (istri si Miskin)
Penyayang; tidak tegaan

Bukti : “Permaisuri Ratna Dewi menangis tersedu-sedu, memelas dan memohon kepada suaminya supaya kedua putranya jangan dibunuh. Ia tak tahan hati melihat kedua anaknya diperlakukan demikian..”
c.       Maharaja Indra Dewa
Iri hati; pendendam; murah hati; penghasut

Bukti : “Tiada disangka-sangka, raja sangat bermurah hati dan memberikan mempelam yang diminta si Miskin.”
“Bertambah pula iri hati Maharaja Entah Berantah.”
“Kesempatan ini dipergunakan Maharaja Indra Dewa. Semua ahli nujum dikumpulkannya dan dihasutnya.”
d.      Marakermah
Baik budi; mudah memaafkan

Bukti : “Marakermah bersama Cahaya Khairani kemudian pergi ke tempat ayah-bundanya yang telah jatuh miskin di Puspa Sari.”
“Lebih-lebih Nenek Kebayan yang mendapatkan seorang putra yang baik budi.”


e.       Nila Kesuma
Berkemauan keras; Penyayang

Bukti : “Nila Kesuma bersama suaminya, berkemauan keras untuk segera mencari kakaknya.”
f.       Putri Cahaya Khairani
Suka menolong

Bukti : “Cahaya Chairani berjalan –jalan di tepi pantai, dijumpainya Marakarmah dalam keadaan terikat tubuhnya. Dilepaskan tali-tali dan diajaknya pulang.”
g.      Nenek Kebayan
Suka menolong

Bukti : “..terbang di atas pondok Nenek Kebayan dan memberitahukan supaya perut ikan nun yang terdampar di pantai itu ditoreh (dibuka) hati-hati”.
“Marakermah tinggal di rumah Nenek Kebayan”.
h.      Nahkoda Kapal
Jahat

Bukti : “Cahaya Khairani dipaksa masuk ke kamar nakhoda”
6.      Amanat
·         Seorang pemimpin yang baik adalah seorang yang adil dan pemurah.
·         Janganlah mudah terpengaruh dengan kata-kata orang lain.
·         Hadapilah semua rintangan dan cobaan dalam hidup dengan sabar dan  rendah hati.
·         Jangan memandang seseorang dari tampak luarnya saja, tapi lihatlah ke dalam hatinya.
·         Hendaknya kita dapat menolong sesama yang mengalami kesukaran.
·         Janganlah kita mudah menyerah dalam menghadapi suatu hal.
·         Hidup dan kematian, bahagia dan kesedihan, semua berada di tangan Tuhan, manusia hanya dapat menjalani takdir yang telah ditentukan.





UNSUR EKSTRINSIK HIKAYAT
1. Nilai Moral
Kita harus bersikap bijaksana dalam menghadapi segala hal di dalam hidup kita.
Jangan kita terlalu memaksakan kehendak kita pada orang lain.
2. Nilai Budaya
Sebagai seorang anak kita harus menghormati orangtua.
Hendaknya seorang anak dapat berbakti pada orang tua.
3. Nilai Sosial
Kita harus saling tolong-menolong terhadap sesama dan pada orang yang membutuhkan tanpa rasa pamrih.
Hendaknya kita mau berbagi untuk meringankan beban orang lain.
4. Nilai Religius
Jangan mempercayai ramalan yang belum tentu kebenarannya.
Percayalah pada Tuhan bahwa Dialah yang menentukan nasib manusia.
5. Nilai Pendidikan
Kita harus saling tolong-menolong terhadap sesama dan pada orang yang membutuhkan tanpa rasa pamrih.
Jangan mempercayai ramalan yang belum tentu kebenarannya.