Frasa adalah
satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melampaui
batas unsur klausa. Dari pengertian tersebut dapat diktakan bahwa frasa
mempunyai dua sifat, yaitu: 1) Frasa merupakan satuan gramatik yang terdiri
atas dua kata atau lebih; 2) Frasa merupakan satuan yang tidak melebihi batas
fungsi unsur klausa, maksudnya frasa itu selalu terdapat dalam satu fungsi
unsur klausa, yaitu S, P, O, PEL, atau KET.
3.1.1
Kategorisasi Frasa
Berdasarkan
distribusinya ada dua macam frasa, yaitu:
1)
Frasa Endosentrik ialah frasa yang mempunyai distribusi yang sama dengan
unsurnya.
2) Frasa Eksosentrik
adalah frasa yang tidak mempunyai distribusi yang sama dengan semua unsurnya.
Berdasarkan kategorisasi
kata ada lima macam frasa, yaitu:
1) Frasa Nominal adalah
frasa yang memiliki distribusi yang sama dengan kata nominal.
2)
Frasa Verbal ialah frasa yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata
verbal.
3)
Frasa Bilangan ialah prasa yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata
bilangan.
4)
Frasa Keterangan ialah frasa yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata
keterangan.
5)
Frasa Depan ialah frasa yang terdiri atas dari kata depan sebagai penanda
diikuti oleh kata atau frasa sebagai aksisnya.
a.
Frasa Endosentrik
Fasa
endosentrik dapat dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu:
1)
Golongan Endosentrik yang Koordinatif
Frasa ini terdiri atas unsur-unsur yang setara/mempunyai fungsi yang sama
dengan semua unsur langsungnya. Kesetaraan itu dapat dibuktikan oleh
kemungkinan unsur-unsur itu dihubungan dengan kata penghubung dan atau atau.
Dengan demikian, dapatlah kita simpulkan bahwa frasa endosentrik yang
koordinatif itu ialah frasa yang unsur-unsurnya pembentuknya dapat dihubungkn
oleh kata dan atau atau, misalnya: ayah
ibu. dua tiga (hari), belajar bekerja.
2)
Frasa Endosentrik yang Atributif
Berbeda dengan frasa endosentrik yang koordinatif frasa golongan ini terdiri
atas unsur-unsur yang tidak setara. Karena itu unsur-unsurnya tidak mungkin
dihubungkan dengan kata penghubung dan atau atau,
misalnya: sekolah inpres, baju baru, jendela rumah,
sedang bernyanyi.Kata-kata yang bercetak miring dalam frase diatas
yaitu sekolah, baju, dan jendela, merupakan unsur pusat
(UP). Unsur pusat ialah unsur yang secara distribusi sama dengan seluruh frasa
dan secara semantik merupakan unsur yang terpenting. Sedangkan unsur lainnya
seperti inpres, baju, rumah, dan sedang merupakan atributif (Atr.)
3)
Frasa Endosentrik Apositif
Frasa endosntrik apositif secara semantik unsur yang satu sama dengan unsur
lainnya. Misalnya: Yogya, kota pelajar, ramai dikunjungi wisatawan
manca negara. Unsur utama frasa tersebut ialah Yogya. Unsur
keduanya ialah kota pelajar. Dalam kalimat tersebut unsur kedua
memiliki unsur yang sama dengan unsur yang pertama. Karena sama, maka
unsur kota pelajar dapat menggantikan unsur Yogya.
Hal ini dapat dilihat dalam kalimat berikut:
a) Yogya, kota
pelajar, ramai dikunjungi wisatawan mancanegara.
Unsur Yogya yang
merupakan unsur pusat (UP), sedangkan unsur kota pelajar merupakan
aposisi (AP). Conto lain misalnya:
b)
Indonesia, tanah airku
c)
Asep, teman karibku
d)
SBY, Presidenku
b. Frasa
Eksosentrik
Frasa eksosentrik ialah frasa yang tidak mempunyai distribusi yang sama dengan
semua unsurnya.
Frasa di Bandung, ke Jakarta, dan si miskin,
merupakan contoh frasa eksosentrik. Sebab, frasa di Bandung, ke
Jakarta, maupun si miskin, tidak dapat berdistribusi sama
dengan semua atau salah satu unsur pembentuknya. Ketidaksamaannya dapat dilihat
dari jajaran di bawah ini:
- Arif bertempat tinggal di –
- Arif bertempat tinggal – Bandung
- Minggu yang lalu kami pergi ke -
- Minggu yang lalu kami pergi – Jakarta
- Pada hari raya Idul Fitri si- pun ikut bergenbira
- Pada hari raya Idul Fitri – miskin pun ikut
bergembira
c. Frasa Berdasarkan Katagori Kata
Berdasarkan kategorisasi kata ada lima macam frasa, yaitu: 1) frasa nominal, 2)
frasa verbal, 3) frasa bilangan, 4) frasa keterangan, dan 5) frasa depan.
1)
Frasa Nominal (Frasa Benda)
Frasa nominal ialah frasa yang memiliki distribusi yang sama dengan kata
nominal. Persamaan distribusi itu dapat diketahui dengan jelas dari jajaran:
Ia membeli baju baru
Ia membeli baju
Frasa baju baru dalam klausa di atas mempunyai distribusi yang
sama dengan kata baju. Katabaju termauk golongan kata
nomial, karna itu, frasa baju baru termasuk golongan frasa
nominal. Contoh-contoh lain, misalnya: mahasiswa lama, gedung sekolah, dosen
yang bijaksana, kapal terbang itu, jalan raya ini, yang akan pergi.
2)
Frasa Verbal
Frasa verbal atau frasa golongan V ialah frase yang mempunyai distribusi yang
sama dengan kata verbal. Persamaan distribusi itu dapat diketahui dengan jelas
dari adanya jajaran:
Dua orang
mahasiswa sedang membaca
buku baru di perpustakaan.
Dua orang
mahasiswa – membaca buku baru di perpustakaan.
Frasa sedang membaca dalam klausa di atas mempunyai distribusi
yang sama dengan katamembaca. Kata membaca termasuk
golongan V, karena itu frasa sedang membaca juga termasuk
golongan V.
Frasa akan pergi terdiri atas unsur akan dan pergi.
Kata akan termasuk golongan kata tambah (T), sedangkan
kata pergi termasuk golongan V. Jadi secara katagorial frase
tersebut terdiri atas T sebagai Art diikuti V sebagai UP.
3) Frasa Bilangan
Frasa bilangan ialah frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata
bilanagn. Misalnya frase dua buah dalam dua buah rumah. Frase
ini mempunyai distribusi yang sama dengan kata dua. Persamaan
distribusi itu dapat diketahui dengan jelas dari jajaran:
Dua
buah rumah
Dua
– rumah
4) Frasa Keterangan
Frasa keterangan ialah frasa yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata
katerangan. Misalnya frasa tadi malam yang mempunyai persamaan
distribusi dengan kata tadi. Persamaan distribusi itu dapat
diketahui dari jajaran:
Tadi malam Ahmad
menghadiri pertemuan keluarga.
Tadi – Ahmad menghadiri
pertemuan keluarga.
5) Frase Depan
Frasa depan ialah frasa yang terdiri atas kata depan sebagi penanda, diikuti
oleh kata atau frasa sebagai aksisnya. Farsa di sebuah rumah terdiri
atas kata depan di sebagai penanda, diikuti
frasa sebuah rumah sebagai aksisnya. Kata depan menandai
berbagai makna. Dalam frasa di sebuah rumah kata depan di menandai
hubungan makna ‘keberadaan’ di suatu tempat.